Populer

Khas

Kamis, 04 Februari 2016

Panen "Impun" (ikan kecil) di Upacara Nyalawena

Nyalawéna adalah sebuah tradisi yang telah dilakukan sejak dahulu. Aktifitas ini adalah momen berkumpulnya seluruh warga pesisir pantai untuk mengambil hasil kekayaan berupa ikan-ikan kecil. Nyalawena berasal dari kata salawé yang artinya dua puluh lima. Nyalawé berarti melakukan kegiatan pada tanggal 25 bulan Islam, terutama di daerah sekitar pantai Apra, Sindangbarang, Cianjur. 

Pada tanggal itu, orang-orang sekitar Sundangbarang biasanya berbondong-bondong ke muara sungai di pesisir untuk mengambil impun (sejenis ikan berukuran kecil seperti ikan teri), yang sedang melakukan migrasi dari laut ke hulu sungai Cisadea. Di pantai daerah Sukabumi, impun-impun bergerak menuju muara Cimandiri, Cisolok, dan Sukamaya, hingga ke sungai Cibareno atau perbatasan Banten. Sebelum mengambil impun, terlebih dahulu diadakan ritual upacara adat, sebagai wujud hormat kepada penguasa laut kidul, yaitu Nyi Roro Kidul, dan Si Pacul agar mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa, serta hasil ikan yang didapat baik.

Kepercayaan kepada Nyi Roro Kidul dan Si Pacul telah sangat lekat dengan masyarakat nelayan dan masyarakat pesisir selatan CIanjur, terutama masyarakat Sindangbarang. Kepercayaan ini juga termasuk daerah pesisir Pelabuhan Ratu, dan pesisir selatan pulau jawa pada umumnya. Hal ini terlihat ketika berlangsungnya acara Nyalawéna berbagai kalangan ikut dalam upacara itu, dan mereka tidak berani melakukan perbuatan asusila, sebab menurut sesepuh, barang siapa yang melanggat pantangan akan mengalami kejadian yang tidak diinginkan atau musibah. Hasil dari kepercayaan itu menjadikan masyarakat dan para tamu yang datang ke acara itu tak berani mengganggu tradisi dan lingkungan alam sekitarnya.   

Hubungan masarakat Cianjur pada umumnya, dengan masyarakat selatan Cianjur khususnya terhadap upacara Nyalawéna, secara emosional masih erat hingga saat ini. Pada bulan Rajab, Maulud, atau dalam rangka memperingati Hari Besar Islam, antusias masyarakat untuk datang ke upacara Nyalawéna lebih banyak. Hal ini disebabkan ada kepercayaan bahwa pada bulan-bulan tersebut mereka akan mendapatkan hasil ikan yang lebih banyak. Rata-rata masyarakat yang mengikuti kegiatan Nyalawéna bisa mendapatkan impun sekitar 5-10 karung, yang berbobot kurang lebi 50 Kg. 

Impun hasil tangkapan kemudian diolah menjadi berbagai macam makanan. Makanan olahan khas berbahan impun terutama yaitu jalangkring, semacam dendeng berbentuk seperti rengginang. Rasanya sangat gurih dan khas. Sangat nikmat disajikan dengan nasi pulen hangat. 
Baca Selengkapnya ...
Traveler Cianjur 2017