Populer

Khas

Minggu, 29 November 2015

Mengintip Pantai Perawan di Cianjur Selatan

Pantai pasir putih Cidaun

Pantai selatan Cianjur terbentang mulai dari Kecamatan Agrabinta, Sindangbarang, hingga Kecamatan Cidaun. Pantai sepanjang itu belum seluruhnya tersentuh oleh tangan manusia. Apalagi para wisatawan. Buat kamu yang suka mencari objek wisata alam yang masih perawan, ini adalah tujuan yang cocok buat kamu. 


Menikmati deburan ombak ditemani
segelas kopi hangat
Garis pantai ini langsung berhadapan dengan laut lepas Samudra Indonesia. Karena langsung berhadapan dengan samudra, makanya ombak di pantai ini sangat tinggi. Arus airnya juga kuat dan bisa semakin bertambah di sore hingga malam hari. Karakter ombak tinggi dan kuat tentu sangat diinginkan oleh peselancar. Kalau kamu hobi berselancar dan bosan dengan pantai yang sudah sering dikunjungi. Kamu harus menjajal ombak di pantai Selatan Cianjur, Sob. Di pagi hari ombak lebih tenang. Angin semilir ditambah dengan bau khas pantai, menambah suasana menjadi lebih adem. Mantep banget kalau ditemenin secangkor kopi atau téh.

Pasirnya berwarna putih, lembut dan bersih. Di beberapa wilayah pantai terdapat pasir berwarna kehitaman yang banyak menggantung biji besi. Bisa dilihat aktifitas pertambangan pasir besi yang dikelola secara tradisional, maupun oleh pabrik besar. Tenang saja, kamu bisa menghindari aktifitas keramaian itu, karena pantainya panjang banget. Asal kamu bisa melihat pantai, kamu bisa langsung mendatanginya. Tapi untuk keselamatan, lebih baik kamu meminta pendampingan atau informasi dari penduduk sekitar tentang keamanan pantai yang akan kamu datangi.

Pantai Apra, Sereg dan Jayanti adalah pantai-pantai yang telah dikenal di wilayah ini. Bahkan sampai ke mancanegara. Kebanyakan para surfer. Di beberapa kesempatan tak jarang terlihat traveler asing yang menjajal pantai-pantai perawan itu. Tak hanya berfoto dan menikmati ketenangan alam, tetapi mereka juga merasakan tantangan deru ombak dengan berselancar. Konon, kekuatan ombak dan keindahan pantai selatan Cianjur tak kalah dengan Bali atau Lombok. Asal tahu spot yang tepat.

Hasil tangkapan ikan nelayan tradisional bisa kamu beli baik untuk diolah langsung, atau untuk dikemas sebagai oleh-oleh. Pasar ikan yang paling besar adai di pelabuhan Jayanti. Di sekitar lokasi pelabuhan kecil ini juga terdapat kedai-kedai seafood tradisional. Kamu bisa menikmati kuliner pantai sepanjang waktu. Makan malam dengan seafod? boleh juga tuh. Harganya juga terjangkau. Dengan uang Rp. 25.000 kamu bisa menikmati seporsi seafood segar hasil tangkapan nelayan ditemani kelapa muda. Kalau tambah porsi dan lauknya, harganya nambah lagi ya, Sob. hehe
Morning in Jayanti Harbor, South Cianjur
Menanti matahari terbit di Pantai Jayanti

Bagaimana cara menuju lokasi ini?

Kendaraan Pribadi:

Kendaraan jenis sepeda motor dan minibus bisa langsung menuju lokasi pantai. Kamu hanya tinggal mengikuti jalur utama Cianjur selatan. Dari Kota Cianjur kamu ambil arah ke Cibeber, persimpangannya terletak dekat Terminal Pasirhayam. Jangan ragu untuk bertanya. Kamu pasti akan diberi petunjuk. Jalur penuju pantai ini hanya satu, jadi kamu tidak akan tersesat. Pastikan tujuan kamu untuk ke Kecamatan Sindangbarang. Jaraknya sekitar 120 Km dari kota Cianjur. Jauh memang. Tapi untuk mendapat suasana alami, worth it banget.

Saya sarankan untuk mengisi penuh bensin di daerah Cibeber atau Sukanagara. Pom bensin terakhir ada di daerah Tanggeung. Untuk jaga-jaga. Kalaupun kehabisan bensin, di sepanjang jalur selatan terdapat penjual bensin eceran.


Kendaraan Umum:

Kalau kamu mau backpacker-an, dari Cianjur Kota kamu harus menuju Terminal Pasir Hayam. Cari angkot yang menuju terminal ini. Di antaranya 02B dan 02A. Dari Terminal Pasir Hayam, kamu bisa pilih untuk naik bus mini jenis elf. Untuk ke pantai Jayanti, kamu harus naik bis jurusan Cidaun. Bilang saja mau ke Jayanti. Kalau ke pantai Sereg, kamu naik bis jurusan Sindangbarang. Sedangkan ke pantai Apra, ambil bus jurusan Agrabinta. Ongkosnya antara Rp70.000 – 100.000. Perjalanan ditempuh antara 5-7 jam. Bila sudah sampai di tujuan, kamu bisa naik ojek untuk menuju pantai. Ongkosnya sekitar Rp 15.000-30.000.

Penginapan:

Karena lokasi pantai masih dalam pengembangan sebagai obyek wisata, jadinya belum banyak penginapan yang tersedia. Biasanya terdapat penginapan yang bersatu dengan rumah warga. Semacam homestay. Kalau di Pelabuhan Jayanti, fasilitas penginapan cukup banyak tersedia. Kebanyakan berjenis paviliun. Dengan biaya sewa antara Rp 150.000-300.000/malam tergantung ukuran dan fasilitas. Tersedia juga ukuran paviliun untuk keluarga. 


Jayanti Beach, South Cianjur
Mengintip pantai perawan





Baca Selengkapnya ...

Minggu, 22 November 2015

Menikmati sensasi ekstra besar “Bakso Istrighfar”

Bakso Istighfar ekstra besar
Beberapa waktu belakangan ini di Cianjur sedang populer bakso ekstra besar, yaitu “Bakso Istighfar”. Kalau kamu penikmat bakso, jangan sampai melewatkan kesempatan mencicipi sensasi bakso yang satu ini.  Ukuran bakso andalan kedai Bakso Istighfar ini kira-kira lima kali ukuran bakso normal yang paling besar. Sehingga orang yang melihatnya akan mengucap "istighfar". Itulah asal muasal namanya. Jadi satu porsi bakso disajikan untuk 5-6 orang. Kalau kamu berani untuk mencobanya sendirian, silahkan saja. Yang pasti, setelahnya kamu akan susah berjalan, karena terlalu kekenyangan. 

Bakso Istighfar disajikan dalam mangkuk besar berisi satu bakso ekstra besar dengan kuahnya. Bakso besar ini berisi campuran daging dan rempah-rempah yang bikin lidah bergoyang. Sedangkan mie dan sayuran disajikan terpisah pada mangkuk ukuran normal, sesuai jumlah porsi yang diminta. Kamu bisa ke kedai bakso ini setiap hari, buka dari pagi hingga malam. Lokasinya sangat mudah dijangkau. Tepat di pusat kota Cianjur yaitu di pertigaan Suge, pertemuan antara Jalan Ir. H. Juanda (Salakopi) dan Jl. Otto Iskandar Dinata (Otista).Tanyakan saja daerah Suge, pasti kamu akan ditunjukkan tepat di lokasi ini. 

Kedainya sederhana, berupa bangunan tua berarsitekstur kolonial. Dahulu ini adalah rumah penduduk keturunan Tiongkok. Aksen klasik masih terlihat kental di kedai ini. Kamu bisa memilih untuk menggunakan meja-kursi atau lesehan. Tersedia hiburan berupa musik dan tayangan televisi. Selain bakso, kamu juga bisa memesan berbagai minuman dan desert, yang pastinya pas untuk menemani sensasi bakso ekstra besar ini. Harga satu porsi bakso istighfar yaitu Rp 60.000. Terjangkau kok, karena ini untuk porsi keroyokan. Cocok banget buat makan bareng sama temen-temen. Harga porsi bakso normal dan jenis makanan lainnya juga terjangkau. 

So, kalau kamu penasaran, langsung aja cek lokasinya! :)
  
Baca Selengkapnya ...

Kamis, 19 November 2015

Pesona Pegunungan Cianjur

Gunung Gede (by Michael Metzger)
Objek alam yang menarik untuk dikunjungi di Cianjur di antaranya adalah pegunungan. Gunung yang tertinggi dan merupakan gunung terbesar adalah Gunung Gede. Gunung Gede masuk ke dalam tiga wilayah kabupaten. Selain Cianjur, gunung ini juga meliputi wilayah kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. 

Sapanjang jalur ke Cianjur yang melintasi Gunung Gede bisa dijumpai banyak gunung atau bukit lainnya. Beberapa gunung merupakan hutan lindung dan hutan produksi. Beberapa gunung dan bukit yang lebih kecil digunakan untuk lahan perkebunan dan pertanian. Sepanjang jalur Cipanas menuju kota Cianjur kamu bisa menepi sejenak untuk beristirahat atau sekedar menikmati pemandangan alam yang menyegarkan. Atau kamu juga bisa berkunjung ke perkebunan sayuran untuk membeli oleh-oleh sayuran segar. 

Berbagai jenis sayuran bisa kamu dapatkan baik secara eceran atau partai besar. Tentunya dengan kondisi yang masih sangat segar dan harga yang relatif lebih murah dibanding yang kamu dapat di pasar atau mall. Sayuran yang ditanam sangat beragam. Kamu bisa melihatnya langsung dengan jelas, karena beberapa perkebunan letaknya di pinggir jalan. Tomat, kol, wortel, seledri, cabai adalah tanaman paling umum yang dibudidayakan oleh para petani. Selain itu juga masih banyak jenis sayuran lain yang ditanam. Kalau kamu mau mampir ke pedalaman yang jaraknya tidak begitu jauh dari jalur utama, maka kamu akan menemukan lebih banyak perkebunan sayuran dengan kondisi alam yang lebih asri dan susasana lebih tenang. 

Di daerah Sukaresmi, tak jauh dari Cipanas kamu bisa berkunjung ke perkebunan bunga. Beragam jenis bunga ditanaman di sini. Mulai dari krisantium, aster, mawar dan ratusan jenis bunga berkualitas tinggi bisa kamu jumpai. Selain untuk menyegarkan fikiran dengan keindahan bunga-bunga yang ada, kamu juga bisa membelinya langsung kepada petani untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Tentunya dengan harga terjangkau. Selain melihat langsung ke perkebunan bunga yang dikelola oleh masyarakat, kamu juga bisa mengunjungi Taman Bunga Nusantara. 

Taman Bunga Nusantara adalah taman bunga terbesar di Indonesia yang memiliki koleksi ribuan jenis bunga dari seluruh dunia. Dikelola secara porfesional dan nyaman untuk jalan-jalan bersama seluruh anggota keluarga. Taman ini bisa diakses dengan kendaraan roda empat. Tiket masuknya Rp 30.000/orang dengan fasilitas lengkap. Kalau kamu berminat ke Taman Bunga, dari Cipanas kamu bisa menuju arah Mariwati yang merupakan jalur utama. Kamu tidak akan tersesat, karena lokasinya sangat dikenal. Jangan ragu untuk menanyakan arah selama perjalanan. 

Perkebunan bunga juga bisa dijumpai di wilayah arah ke Cibodas. Sepanjang jalan menuju Cibodas  banyak perkebunan bunga yang dikelola oleh warga setempat. Di akhir jalan, kamu akan menuju ke Kebun Raya Cibodas yang merupakan Kebun Raya terbsesar di Indonesia. Kebun tanaman ini memiliki nilai sejarah, karena didirikan sejak zaman kolonial Belanda. Di dalamnya terdapat ribuan koleksi tanaman langka. Hingga sekarang, Kebun Raya Cibodas dilekola dengan baik dan merupakan obyek wisata yang sangat terkenal hingga ke mancanegara.  Lokasinya yang berada di kaki Gunung Gede sangat asri dan segar. Suhu urada yang dingin dan pemandangan hijau menjadikan tempat ini sangat dianjurkan untuk melepas kepenatan suasana kota yang hingar-bingar. Di dalam Kebun Raya Cibodas juga ada air terjun Cibogo yang memberikan sensasi menyegarkan untuk dikunjungi. 

Harga tiket resmi untuk masuk ke Kebun Raya Cibodas adalah Rp 9.500/orang. Tiket kendaraan roda dua Rp 5.000/motor sedangkan kendaraan roda empat Rp 16.000/mobil. Semua tiket sudah termasuk asuransi Jasa Raharja Putra. Pada hari kerja, kendaraan roda dua dan empat bisa dibawa masuk berkeliling, tetapi tidak diizinkan pada tanggal merah.  

Tak jauh dari Kebun Raya Cibodas, kamu bisa mengunjungi Curug Cibeureum. Curug atau air terjun Cibeureum adalah air terjun terbesar di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Untuk menuju lokasi ini kamu harus berjalan 2,7 Km atau sekitar 45-60 menit dengan berjalan santai. Selama perjalan kamu akan disuguhi dengan pemandangan alam hutan dengan berbagai jenis bunga dan burung dan kera yang langka. Kamu bisa juga mampir sejenak di Talaga Biru yang letaknya berada di jalur menuju air terjun. Jangan lupa membawa kamera, karena kamu bakal rugi kalau melewatkan kesempatan berselfi di sepanjang perjalanan. Oh iya, harga tiketnya Rp. 11.000. Murah bukan?  


Perkebunan Teh Gedeh (via explorejabar.com)
Perkebunan téh yang juga masih berada di kaki gunung Gede adalah perkebunan téh Gedeh. Untuk menuju lokasi ini bisa menggunakan kendaraan roda empat. Luas kebun tehnya sekitar 1.000 ha pada ketinggian 900-1.700 mdpl. Teh yang diproduksi di Gedeh adalah jenis téh hitam atau Camelia sinesis. Kalau kamu mau menjadikan lokasi ini sebagai tujuan, cata lokasinya di Desa Sukamulya, Cugenang. 

Pesona pegunungan tak hanya ada di wilayah utara sepanjang jalur Puncak. Di daerah selatan juga banyak lho. Mulai dari kecamatan Sukanagara kamu akan menanjak melalui pegunungan hingga ke wilayah kecamatan Tanggeung. Kalau dilanjutkan hingga ke Sindangbarang, kamu akan sampai ke pantai. :) Jalur yang berkelok-kelom menembus berbukitan menjadi sensasi tersendiri. Tapi kamu harus berhati-hati melawati jalur ini karena di beberapa ruas jalan langung bersebelahan dengan jurang yang dalam. Di beberapa jurang yang kamu lewati itu bisa kamu lihat sawah-sawah berundak layaknya di Bali. Eksostis banget dek pokoknya. Kalau kamu suka hunting foto, hmm sepertinya kamu akan banyak mendapat target yang bagus.  

Di sekitar jalur utama antara kecamatan Sukanagara dan Campaka kamu bisa berkunjung ke perkebunan téh Panyairan yang dikelola oleh PTPN VIII. Ketinggian di daerah ini mencapai 800-1100 mdpl. Cukup dingin, bahkan terasa seperti di daerah Puncak. Perkebunan ini adalah penghasil téh hitam atau CTC dengan merk dagang Teh Kondang. 

Mendengar istilah kondang dari téh itu jadi teringat Curug Cikondang yang berada di kecamatan Campaka, tak jauh dari arel perkebunan téh Panyairan. Ukurannya sangat besar dengan deru air yang jatuh sangat indah. Banya yang menganggap air terjun ini adalah Niagara versi Indonesia. Ini adalah air terjun yang terbilang masih jarang dikunjungi wisatawan. Jadi kamu akan disuguhkan dengan suasana yang masih relatif alami. 

Curug Cikondang (via kompasiana by Aryani Leksonowati)
Curug lain yang terdapat di wilayah pegunungan Cianjur selatan adalah Citambur. Letaknya di kecamatan Pagelaran. Air terjun ini memiliki ketinggian 100 meter dengan air yang sangat dingin. Dibutuhkan keberanian tinggi untuk merasakan deru air yang jatuh dari air terjun ini. Harga tiketnya cukup Rp. 3.000 saja. Untuk aksesnya, selain bisa dari jalur utama Cianjur menuju sleatan, bisa juga diakses melalui daerah Ciwidey Kabupaten Bandung. 

Jadi, buat kamu yang hobi bertravel ke gunung, kamu bisa menjadikan beberapa lokasi yang saya bahas tadi sebagai alternatif tujuan. Selamat jalan-jalan.  
Baca Selengkapnya ...

Selasa, 17 November 2015

Bagaimana cara ke Cianjur?





Buat kamu yang belum pernah mengunjungi Cianjur, harus tahu dulu caranya. Karena jalurnya yang mudah diakses dan merupakan lintasan mudik, kamu gak akan sulit untuk mencapai Cianjur. Tentunya ada dua pilihan, yaitu menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi/sewaan.

Cianjur letaknya diapit oleh beberapa kabupaten lainnya di Jawa Barat. Di arah barat berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Di utara berbatasan dengan Karawang, Bogor dan Purwakarta. Di Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Garut. Sedangkan arah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Nah itulah alasannya kenapa sempat diberitakan para imigran gelap asal Timur Tengah terdampar di pantai Cianjur saat akan melintas ke Australia.

Ada dua akses utama menuju Cianjur yaitu melalui jalur barat (utara) dan timur. Jalur barat terutama sebagai gerbang akses melalui Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Jakarta. Jalur utamanya adalah Puncak. Sedangkan alternatifnya bisa melalui Jonggol atau memutar ke Sukabumi melalui Ciawi. Kalau kamu berasal dari arah timur seperti Bandung (juga Purwakarta) atau wilayah Jawa Tengah, bisa melalui jalur Padalarang-Cianjur.

Jalur Puncak ke Bandung yang melalui Cianjur adalah jalan bersejarah dan telah digunakan selama berabad-abad. Bada zaman kolonial jalur ini digunakan sebagai sarana utama pengiriman logistik. Dikenal juga sebagai Jalan Raya Pos Anyer Panarukan. Pada masa kemerdekaan hingga tahun 90-an, jalur ini menjadi jalur primadona dari Jakarta ke Bandung maupun sebaliknya, sebelum akhirnya tergantikan oleh jalan tol Cipularang.  

Dari Bogor & Jakarta (arah barat)

Sebenarnya, fasilitas peta digital seperti Google Map saat ini dengan mudah diakses sebagai petunjuk arah untuk ke Cianjur. Tetapi sebagai gambaran umum menggunakan jalur Puncak yang mudah diingat adalah seperti ini: 

Jakarta/Bogor-Ciawi-Gadog-Puncak-Cipanas-Cianjur

Kalau kamu mengingat susunan itu, dijamin tidak akan tersesat. Sepanjang jalur terdapat banyak petunjuk arah juga kok. Kalau kamu menggunakan kendaraan sendiri, bisa berhenti saja dulu sejenak dan bertanya ke seseorang atau polisi di sepanjang jalur itu.

Kendaraan umum yang bisa digunakan menuju Cianjur adalah bus dan minibus. Dari Jakarta, untuk menuju Cianjur dengan bus umum, kamu harus ke Terminal Kampung Rambutan. Kamu bisa pilih beberapa bus yang melintas via Puncak. Pastikan harus lewat puncak. Kalau tidak, kamu akan jauh terlempar ke tol Cipularang menuju Bandung. 

Bus yang biasa melintas via Puncak dari terminal Kampung Rambutan adalah Doa Ibu (jurusan Jakarta-Tasikmalaya), Karunia Bakti (jurusan Jakarta-Garut) dan Marita atau Parung Indah (Jakarta-Cianjur). Ongkosnya berkisar Rp. 20.000-30.000 tergantung kelasnya (ekonomi/AC). Saya sarankan untuk naik bus jurusan Jakarta-Cianjur seperti Marita atau Parung Indah, karena kamu pasti sampai di Cianjur. J

Dari daerah Banten juga ada bus yang melintas ke Cianjur, yaitu Garuda Pribumi (jurusan Merak-Bandung). Ongkosnya berkisar Rp. 50.000-70.000. Kalau menggunakan bus, kamu bisa turun di sepanjang jalur Cipanas-Cianjur tergantung objek yang kamu tuju buat jalan-jalan. Untuk ke pusat kota Cianjur, kamu harus turun di perempatan Harimart, dengan ciri tugu besar di tengah perempatan. Letaknya dekat dengan Cianjur Supermall. Dari sini kamu bisa naik angkot 01B atau 05A yang menuju Mesjid Agung Cianjur. Ongkosnya fix Rp. 3.000. 

Dari Bogor kamu bisa naik kendaraan umum jenis minubus L-300 berwarna putih. Kamu bisa naik dari terminal Baranang Siang. Rutenya melalui daerah Gadog lalu menuju Puncak. Ongkosnya sekitar Rp.20.000-25.000 tanpa AC. Kamu bisa juga menunggu bus jurusan Puncak di sekitar daerah Ciawi (pasar Ciawi). Bus-bus dari Jakarta dan Merak via Puncak juga melintas ke daerah Ciawi. Kalau kamu berniat untuk langsung ke pusat kota Cianjur, kamu harus turun di perempatan Harimart juga ya. J     

Alternatif moda transportasi lain dari Bogor menuju Cianjur bisa menggunakan kereta api. Kamu bisa naik kereta api Pangrango jurusan Sukabumi dari stasiun Bogor, stasiun Batutulis atau Ciawi. Harga tiketnya belum saya  cek, tapi dijamin terjangkau kok. Setelah tiba di stasiun Sukabumi, kamu harus naik kereta api Siliwangi jurusan Sukabumi-Cianjur. Tiketnya Rp. 10.000 untuk bisnis, dan Rp.20.000 untuk Eksekutif. Tujuan akhir kereta api ini yaitu stasiun Cianjur, tepat di tengah kota. Sensasi perjalanan menggunakan kereta api selalu menarik untuk dijajaki. Jadi ini layak untuk dicoba.  

Dari Bandung (arah timur)

Nah, kalau kamu berangkat dari arah timur, seperti dari Bandung atau mungkin Jawa Tengah, kamu bisa melalui jalur Padalarang. Dari Tol Purbaleunyi keluar di pintu tol Padalarang. Lalu ikuti jalan Padalarang-Cianjur. Jalan ini adalah satu-satunya jalan utama menuju Cianjur, Sukabumi dan Bogor via Puncak. Jadi kamu gak akan tersesat. Di sepanjang jalan kamu bisa istirahat di beberapa restoran atau warung kopi. Rute utamanya adalah seperti ini:

Bandung-Padalarang-Rajamandala-Ciranjang-Cianjur

Dari Purwakarta bisa melewati tol Padalarang terlebih dahulu, lalu mengikuti jalur Padalarang-Cianjur. Ciri bahwa kamu sudah memasuki Cianjur adalah melintasi sungai Citarum yang sangat besar. Jembatannya sangat tinggi karena berada di tebing cadas kars. Ini adalah perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur.

Di hari-hari biasa kepadatan lalu-lintas dari mulai keluar gerbang tol Padalarang sampai ke daerah Situ Ciburuy sangat tinggi. Terkadang disertai macet. Tetapi setelah melewati Situ Ciburuy lalu-lintas mulai terurai dan lancar jaya sampai Cianjur. Oh iya, kalau kamu pakai sepeda motor, kamu harus menggunakan jalur Bandung-Cimahi-Padalarang. Kenapa? karena sepeda motor tidak boleh masuk jalan tol. hehe J. 

Bagaimana dengan kendaraan umum? kamu bisa menggunakan bus umum (juga bus travel). Untuk menuju Cianjur dari Bandung, kamu bisa naik di terminal Leuwi Panjang. Naiklah bus dengan jurusan Bandung-Sukabumi via Cianjur, atau jurusan Jakarta, Bogor, Merak yang melalui Puncak via Cianjur. Ongkosnya sekitar Rp.20.000-25.000 tergantung menggunakan kelas ekonomi atau AC.

Bus jurusan Bandung-Sukabumi selalu melintasi Cianjur, kamu tinggal bilang saja ke kondektur untuk turun di Cianjur. Pilihan busnya, kamu bisa naik MGI, Restu Jaya, Sangkuriang, Hiba Putra atau Langgeng Jaya. Ada juga bus Maya Raya jurusan Cirebon-Sukabumi yang bisa didapat dari terminal Cicaheum. Tapi jeda keberangkatannya lama. Jadi saya sarankan naik dari terminal Leuwi Panjang saja. Untuk bus jurusan Bogor, Jakarta, Merak yang melewati Puncak ada beberapa yang kamu bisa pilih. Pastikan busnya melewati Cianjur, ya.

Kalau sudah sampai di Cianjur, kamu bisa turun di Terminal Rawa Bango. Lalu dilanjutkan dengan naik angkot 01A, 01B, 05A jurusan kota atau ojek. Ongkos angkot Rp. 3.000 (jauh-dekat). Kalau ojek seperti biasa, tergantung jarak.

Masih bingung cara buat ke Cianjur? silahkan tanyakan di kolom komentar. J

      
Baca Selengkapnya ...

Senin, 16 November 2015

Mengapa ke Cianjur?

Buat kamu yang belum tahu Cianjur, wah kebangetan deh. Padahal Cianjur udah masuk ke list Lonely Planet lho. Wih, udah jadi destinasi internasional ya ternyata. :) Kalau kata temen-temen sih “Cianjur, kota kecil sejuta kenangan”. Hmm.... Bisa jadi sih. Kalau bisa mengeksplorasi berbagai potensi daerah ini, pasti banyak banget kenangan yang didapat. Yang pasti, Cianjur sangat layak dipertimbangkan sebagai destinasi wisata alternatif. Secara umum, mimin kumpulin alasan utama buat datang ke Cianjur. Cekidot!
Gunung Gede

Akses Mudah Dicapai

Letak Cianjur sangat mudah dijangkau dari kota-kota di sekitarnya. Kalau dari arah barat, seperti Jakarta, Bogor atau Provinsi Banten, bisa melalui jalur Puncak atau melalui jalur alternatif Jonggol. Kalau dari arah timur seperti dari Bandung, atau Provinsi Jawa Tengah, dapat melalui jalur mudik utama lintas selatan. Ya, karena Cianjur dilalui oleh jalur utama mudik Selatan. Di utara terdapat akses dari Purwakarta, sedangkan di daerah selatan bisa menggunakan akses dari Garut atau Sukabumi. Oh iya, kalau dari luar pulau Jawa, bisa naik pesawat melalui bandara Husein Sastranegara di Bandung, atau Bandara Soeta Tangerang. Rute dari bandara, ikutin aja rute tadi yang udah disebutkan.

Jalur Cianjur berusia tua karena termasuk ke dalam rute Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan pada masa pemerinahan Hindia-Belanda yang dipimpin Daendels. Selain akses untuk kendaraan bermotor (sepeda motor dan mobil), untuk mencapai Cianjur bisa menggunakan kereta api dengan rute Sukabumi-Cianjur. Untuk menggunakan kereta api dari Jakarta tidak ada akses langsung tetapi harus estafet menggunakan kereta yang berbeda mulai dari Jakarta-Bogor, Bogor-Sukabumi, baru kemudian Sukabumi-Cianjur. Walau harus estafet, tetapi sensasi perjalanan dan pemandangan alam sepanjang perjalanan menuju Cianjur sangat setimpal sebagai penawarnya.

Kalau menggunakan kereta api, kita bisa berhenti di Stasiun Lampegan, dekat terowongan Lampegan yang terkenal. Terowongan ini adalah yang terpanjang dan tertua di Indonesia. Selain itu, kita juga bisa mempertimbangkan untuk mengunjungi situs megalit Gunung Padang yang sedang mendunia itu dari titik ini. Cukup menggunakan ojek, kita sudah bisa sampai ke situs megah peradaban masa lalu Indonesia.

Untuk akses kendaraan umum, baik dari Jakarta, Bogor dan Banten maupun dari arah Bandung, kamu jangan khawatir. Banyak banget bus yang melintas melalui rute Cianjur. Dari Jakarta kamu bisa naik bus dari terminal Kampung Rambutan, lalu naik ke bus yang menuju ke Tasik, Garut, atau Bandung via Puncak. Bahkan ada bus berukuran sedang yang khusus memiliki rute Jakarta-Cianjur. Sudah ber-AC lagi. Dari Bogor, kamu bisa naik angkutan minubus kecil berwarna putih (L 300) dari terminal Baranang Siang, dengan tujuan Bogor-Cianjur. Atau menunggu bus dari Jakarta via Puncak yang melintas ke daerah pasar Ciawi. Kalau dari Bandung, kamu bisa naik bus dengan tujuan Bandung-Sukabumi via Cianjur. Banyak pilihan, ada yang ekonomi dan yang ber-AC.

Terkenal Sejak Zaman Belanda

Kota kecil yang lahir lebih dari 300 tahun yang lalu ini sebenarnya ukuran wilayahnya besar banget. Dari tengah pulau Jawa baagian barat, sampai ke lepas pantai selatan pulau Jawa. Bahkan, sempat menjadi ibukota pertama keresidenan Priangan atau dalam bahasa Belanda disebut Preanger Regentschapt. Hingga akhirnya ibukota Priangan dipindahkan ke Bandung.

Selama masa kolonial, Cianjur sangat terkenal dengan kekayaan alam yang melimpah dan lansekap yang indah. Kekayaan alam yang sangat diminati hingga ke daratan Eropa pada waktu itu terutama téh dan kopi. Bahkan kopi yang dikenal dengan nama kopi Priangan pada masanya, memiliki kualitas terbaik di wilayah Hindia-Belanda. Sehingga harga jualnya menjadi sangat tinggi. Selain itu potensi padi yang berlimpah juga menjadikan Cianjur sangat diandalkan untuk menjadi sumber pangan di kala itu, juga hingga saat ini.

Karena kedudukan Cianjur yang penting sebagai ibukota wilayah Priangan, maka berbagai momen bersejarah terjadi di Cianjur. Bangunan-bangunan kuno zaman kolonial masih bisa dilihat di beberapa sudut kota. Terutama di jalur yang dilalui jalur Pos Anyer-Panarukan. Kalau berniat menelusuri sejarah, Cianjur adalah tempat yang bagus untuk memulainya.

Banyak Objek Wisata Alam

Kalau ngomongin potensi wisata alam di Cianjur, wah buanyak bangeeet. Mulai dari pegunungan, danau, bukit, goa, air terjun, sungai, pantai, laut, dan lansekap persawahan, perkebunan atau hutan, ada di sini. Hal ini karena bentang alam Cianjur yang lengkap dari utara yang berkontur pegunungan, memanjang ke selatan yang berkontur pegunungan hingga lautan lepas.

Objek-objek wisata itu banyak yang sudah dikelola dengan baik sebagai tujuan wisata dengan fasilitas pendukungnya. Tetapi lebih banyak yang masih “perjaka tingting” dan belum terekspos ke publik. Di tulisan-tulisan berikutnya, nanti akan mimin bahas satu persatu objek wisata apa saja yang ada di Cianjur lebih rinci. Untuk sementara, bisa dilihat di blog lain saja dulu. :)
Coconut at the Beach of South Cianjur


Orangnya Ramah

Karakter setiap individu orang memang berbeda, tetapi secara umum memiliki keseragaman karena pengaruh geografis dan kultur masyarakatnya. Orang Cianjur yang berlatar belakang budaya Sunda memilki karakter dasar yang ramah dan halus. Bahkan berdasarkan penilaian di antara orang Sunda sendiri, bahasa Sunda dialek dan intonasi Cianjur dianggap yang paling halus dari daerah lainnya di Jawa Barat.

Selain itu, masyarakat yang secara umum berlatar belakang profesi petani atau dekat dengan dunia pertanian menjadikan karakter masyarakatnya cenderung lebih kalem dan damai. Walau gak dipungkiri kalau ada juga pergesekan antara masyarakat. Tetapi biasanya lebih disebabkan karena masalah ekonomi-politik. Gak usah khawatir, konflik seperti itu selalu bisa diatasi, dan jarang banget terjadi. Secara umum, Cianjur Aman. :)

Kalau kamu tersesat di Jalan, jangan ragu untuk bertanya kepada orang yang kamu temui di jalan, apalagi kalau bertanya menggunakan bahasa Sunda (nanti kita belajar percakapan dasarnya). Pasti kamu akan ditanggapi dengan baik ditambah dengan senyuman yang berseri. Apalagi kalau yang ditanyanya gadis cantik atau cowo kece. Hehe. Pasti tambah semangat tuh travelingnya.

Working Sawah with Buffallo


Kulinernya Unik

Soal makanan, memang Cianjur belum semaju kota tetangganya. Tetapi bisa ditemui berbagai makan khas yang unik. Kalau kamu pernah tau makanan tauco, pasti ingat sama kota Cianjur. Nah sekarang fenomenanya tambah lagi, ada bubur ayam khas Cianjur. Hmmm.... Apa sih bedanya bubur ayam khas Cianjur sama bubur ayam lainnya? Apa mungkin ayamnya itu ayam pelung yang terkenal itu? Naaah.. itu Pe-Er yang akan mimin jelaskan nanti. Pasti seru deh buat menelusuri kuliner Cianjur.

Sate maranggi juga jadi ciri khas Cianjur. Sate ini berbahan dasar daging sapi dengan bumbu kecap dan rempah. Rasanya maknyus abiss. Gurih-gurih mantep. Untuk menemukannya gak susah kok. Hampir bisa ditemui di lokasi-lokasi di pusat kota.

Untuk oleh-oleh tentunya banyak pilihan, yang khas dari Cianjur itu manisan, ladu ketan, sari kelapa (nata de coco) dan berbagai pilihan makan ringan lainnya yang bisa dibeli dengan mudah dan terjangkau kantong traveler. Kalau mau pesan mimin juga boleh kok. Bisa diatur itu mah :D.

Masih ragu buat datang ke Cianjur? Tunggu ulasan Cianjur Traveler berikutnya aja. Masih banyak materi menarik buat bantu kamu ber-traveling ke Cianjur.




Baca Selengkapnya ...
Traveler Cianjur 2017